Rabu, April 07, 2010

Mencari Keadilan di Negeri Sakit

Rasa keadilan begitu sulit untuk diraih, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hukum ibarat sebilah pisau yang hanya tajam dibawah tapi tumpul di bagian atas, di negeri ini masyarakat kecil yang bermasalah dengan hukum begitu mudahnya aparat penegak hukum mencari bukti-bukti pelanggaran hukum untuk menjerat masyarakat kecil di muka pengadilan hukum di negeri yang sakit ini, tapi sebaliknya para penguasa, pengusaha dan orang kaya serta orang-orang yang menegerti hukum yang seharusnya mengayomi, menegakan hukum setegak-tegaknya malah mempermainkan hukum itu sendiri dengan berlindung dibalik hukum yang mereka mengerti, tahu dan mereka buat sebagai senjata pelindungnya, dan ini membuat mereka begitu sulit untuk mendapatkan pembuktian dalam menjerat kasus hukumnya.

Seolah hukum dan keadilan ibarat sebuah permainan yang bisa diatur jalan ceritanya.


Mana mungkin di negeri yang sakit kita bisa mendapat keadilan, dimana markus begitu merajalela siapa yang kuat ia menang dan siapa yang lemah ia akan kalah serta tertindas, korupsi, kolusi dan nepotisme telah mengakar dan seolah sudah merupakan budaya bangsa ini.

Mengapa bangsa ini menjadi bangsa yang pelupa, setiap masalah dan permasalahan yang pernah terjadi khususnya dalam politik, penegakan hukum dan rasa keadilan begitu mudahnya terlupakan oleh rakyat bangsa ini, apakah yang membuat keadaan seperti ini dan masalah yang satu akan terlupakan dengan masalah berikutnya, apakah ini bagian dari sistem.


Semoga rakyat yang masih peduli dan mencintai bangsa ini untuk segera memperbaiki diri mecari jalan agar bangsa ini tidak semakin sakit, berbenah untuk kesembuhan dan memupuk rasa patriotisme kebangsaan rasa cinta tanah air, bukankah kita hidup di era reformasi apa hasil dari reformasi itu, begitu banyak waktu terbuang apakah hanya kebebasan mengungkapkan pendapat saja yang berhasil, sedangkan yang lain kita masih seolah hidup dimasa lalu yang tak ada perubahan apakah mungkin bangsa ini tidak mau berubah, semoga rakyat bangsa ini tergugah untuk segera menyadari dan tergugah mata hatinya untuk sesegera mungkin memberi obat dan mengobati negara ini agar negara ini tidak semakin parah sakitnya, koma bahkan mati.

Sabtu, Januari 30, 2010

Tahun 2010 Nasib Honorer Non APBN/APBD

Tahun telah berganti tahun dan di Tahun 2010 ini Nasib Tenaga Honorer Non APBN/APBD masih tetap tak ada kejelasan status hukumnya, sampai kapan para penentu kebijakan di negeri ini peduli terhadap kami para tenaga honorer PTT/GTT.

Walau dengan sedikit asa yang masih tersisa dan kami akan tetap terus berjuang mencari keadilan di negeri ini.

Saudaraku senasib teruslah berjuang untuk mencari keadilan semoga Tuhan YME melindungi kita semua, aminn.


Terima kasih kepada para pengunjung blogku, atas semua saran dan informasi serta masukannya semoga menjadi penyemangat bahwa kita Para Tenaga Honorer Non APBN/APBD masih terus dan akan terus berjuang mencari keadilan di negeri ini.

Selasa, November 03, 2009

Legenda Keadilan

Masyarakat baru-baru ini tengah menyaksikan lakon berupa barang bukti pembicaraan yang tengah disajikan di MK (Mahkamah Konstitusi), terlepas dari benar tidaknya isi dari barang bukti berupa pemutaran rekaman pembicaraan terkait mafia keadilan di negeri ini.


Rakyat tertunduk, meradang, merinding, sedih dan mengelus dada dalam menyimak isi pembicaraan-pembicaraan terkait dengan integritas penegakan keadilan di bumi pertiwi.


Sebagai rakyat mempunyai hak untuk mengemukakan pendapatnya, semoga kedaulatan rakyat tidak pernah berpindah pada pengusaha dan penguasa di negeri ini semoga keadilan itu bukan percaloan dan perpanjangan dalam genggaman tangan para penguasa yang biasa dipentaskan babak demi babak dagelan yang begitu cantik tersusun rapih.

Apakah bumi pertiwi ini rela disinggahi percaloan dan mafia keadilan, ibarat penyakit sudah begitu akut dan tak mungkin pulih untuk disembuhkan. Semoga ini tak terjadi aminn.


Bumi pertiwi kini tengah dirundung pilu menyaksikan rasa kadilan para penghuninya, tak heran bumi pertiwi ini murka dan menunjukan amarahnya serta diwujudkanya dengan berbagai bencana dan malapetaka yang hampir terus terjadi tanpa henti di negeri ini. Kapankah bencana-bencana ini akan berakhir, mungkin jika rasa keadilan itu bisa terwujud dan dinikmati oleh seluruh rakyat di bumi pertiwi ini.


Kita bersama saksikan berbagai macam dukungan terhadap pemberantasan korupsi baik itu mahasiswa, masyarakat dan para facebookers terhadap rasa keadilan khususnya KPK menggambarkan ketidak percayaan masyarakat terhadap integritas penegakan kepastian hukum dan keadilan di negeri ini.


Sebagai bagian dari perjuangan dalam mencari keadilan kami Tenaga Honorer PTT TU (Tata Usaha) Sekolah Negeri di seluruh Indonesia terus dan akan terus berjuang untuk mendapatkan rasa keadilan itu. Tapi mungkinkah kami bisa meraih rasa keadilan itu …?, kami hanya bisa mengelus dada bahwa semua itu teramat jauh dan mustahil kami dapatkan walau dalam mimpi.


Bagaimana kami bisa mendapatkan keadilan itu di negeri ini jika para penegak dan kebijakan keadilan ini sudah merupakan bagian dari suatu sitem yang hanya berfihak pada penguasa kebijakan di negeri ini.


Rasa keadilan di negeri ini hanya bisa dinikmati oleh para penguasa dan pemegang kebijakan dan mustahil serta tak mungkin kami para Tenaga Honorer PTT TU sekoah negeri seluruh Indonesia tak mungkin untuk mendapatkan perlakukan adil di negeri ini. Buktinya sampai detik ini kami tak pernah diperhatikan dan tak pernah diperlakukan sama dengan Tenaga Honorer Persi Pemerintah yang telah memiliki selambar kertas yang telah ditandatangani pejabat dan diakui sebagai Tenaga Honorer Persi Pemerintah sesuai PP.48/2005 dan PP.43/2007 walau kami bersama-sama mengabdi di instansi pemerintah dan rata-rata kami telah mengabdikan diri dengan masa kerja yang lebih lama, belasan bahkan puluhan tahun dipendidikan sebagai tenaga kependidikan lainnya dan keberadaan kami oleh penguasa kebijakan di negeri ini dianggap tak pernah ada.


Kami Tenaga Honorer PTT TU Sekolah Negeri sudah lelah dan jenuh dalam mencari dan memperjuangkan serta mendapatkan rasa keadilan itu.

Keadilan di negeri ini teramat jauh bagi kami walaupun dalam khayalan dan mimpi.

Cape…. deh…..!.

Jumat, Agustus 07, 2009

Arti Kemerdekaan

Makna Agustus tentunya semua anak bangsa pasti akan teringat dan terkenang tentang hari lahirnya Bangsa Indonesia, dimana para pejuang telah mengorbankan segala jiwa dan raga untuk mewujudkan lahir dan berdirinya republik tercinta ini, akhirnya berkat rahmat Tuhan YME para pendiri republik ini memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Tak terasa sudah 64 Tahun Bangsa Indonesia Merdeka. Tapi apakah bangsa ini telah benar-benar merdeka ?. Karna kami para Honorer PTT TU Sekolah Negeri Seluruh Indonesia merasa diperlakuan tidak adil, padahal kami telah bersama-sama untuk mengisi kemerdekaan ini dengan telah aktif berperanserta dan turut andil dalam mencerdaskan bangsa dikependidikan, khusunya tenaga kependidikan. Apalah arti perjuangan dan pengorbanan yang selama ini telah kami lakukan, seolah penguasa bangsa ini tak peduli akan keberadaan kami dan tak pernah sedikitpun memperhatikan nasib kami khususnya para Tenaga Kependidikan lainya yaitu Honorer PTT TU sekolah.

Kami juga menuntut diperlakukan secara adil, meminta hak yang sama hak yang telah diberikan kepada Tenaga Honorer APBN/APBD, karna kami juga sama-sama mengabdi di institusi pemerintah dengan masa pengabdian yang rata-rata jauh lebih lama dari Tenaga Honorer APBN/APBD, mengapa mereka diperhatikan sedangkan kami tidak diperhatikan. Hanya dengan selembar kertas yaitu SK Tenaga Honorer APBN/APBD yang telah ditandatangi pejabat, kami kami telah dibedakan dan diperlakukan tidak adil. Lantas sebelum PP: 48/2005, 43/2007 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer dikeluarkan mengapa kami tak dibantu untuk dibuatkan dahulu selembar kertas tersebut, ….SK, Kertas Sakti…., Tiket.…, Karcis…. atau apapun namanya, padahal sebelum PP itu dikeluarkan kami telah lama berusaha dan menanti untuk mendapatkannya, pada saat itu dengan mengajukan permohonan untuk peningkatan status dan kekuatan hukum atas pekerjaan kami. Tapi ternyata itu mustahil kami dapatkan karena kami dihadang sistem yang telah mengakar dibirokrasi.

Semoga kelak kami bisa dihargai dan diperlakukan secara adil, ataukah hanya nanti merasakan keadilan itu oleh kami di hari kiamat/akhir jaman, dan semoga bangsa ini benar-benar menjadi bangsa yang merdeka seperti cita-cita pendiri republik ini untuk mensejahterakan rakyatnya dimana hukum dan keadilan itu dijunjung tinggi serta dimana akan tercipta keharmonisan, keselarasan, keserasian dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan bangsa ini. Selamat Hari jadi Republik Indonesia ke 64 ”JAYALAH BANGSAKU, SEJAHTERALAH RAKYATKU” ”HUKUM DAN KEADILAN JANTUNG BANGSAKU, RAKYAT DAN PEMERINTA JIWA RAGAKU”.

Jumat, Juli 03, 2009

Mohon Informasi

Untuk saudaraku pelaku, pelaksana dan pemerhati Tenaga Honorer khususnya PTT TU Sekolah Negeri di seluruh Indonesia.
Bila saudara ingin berbagi pengalaman atau memberikan informasi tentang " Solusi, masalah dan permasalahan PTT TU Sekolah Negeri " dimohon menginformasikannya ke email : adny_banten@yahoo.co.id.
Terimakasih atas waktu dan informasinya, salam.

Rabu, Maret 04, 2009

Cermati, Maknai, Sikapi dan Renungi

Dalam mengarungi hidup dan kehidupan di negeri ini kita semua Para Honorer Tata Usaha Sekolah di Seluruh Indonesia kita harus menyikapinya dengan Tabah, Sabar, Lapang dada, serta Pasrah terhadap perlakuan diskriminatif dan ketidakadilan kepada kita semua para Tenaga Honorer Tata Usaha Sekolah Negeri Seluruh Indonesia.

Semoga kita selalu waspada, berhati-hati dan tak terjerumus pada janji-janji para politisi yang belum tentu menepati janji dengan segala cara dan upayanya dalam strategis mengahdapi pemilu 2009, cermati, maknai, sikapi dan renungkan . Saudaraku Tenaga Honorer TU Sekolah Negeri Seluruh Indonesia janganlah kita terlalu berharap banyak pada penguasa/pemerintah negeri ini, karena mereka sudah tak mau pedulikan nasib kita, mereka sibuk dengan kepentingannya masing-masing baik itu pribadi atau kelompoknya dan mereka telah menutup mata dan hati terhadap keberadaan kita seolah mereka telah buta dan tuli serta tak mau peduli.

Ini bukan berarti kita frustasi terhadap segala cara dan upaya yang kita telah tempuh dalam memperjuangkan keadilan terhadap kita di negeri ini, walaupun memang itu semua tak membuahkan dan menghasilkan apa-apa, tapi kita telah melakukan kewajiban dan berbuat untuk memperjuangkan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai cerminan hak dan kewajiban kita.

Teruslah berkarya dengan tekad dan niat/kewajiban ibadah dalam mencari penghidupan yang halal walaupun penghasilan dari pekerjaan tak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup dijaman seperti sekarang ini.

Walaupun di negeri ini kita tak bisa rasakan keadilan ini semoga kelak diakhirat nanti kita akan menikmati buah yang manis terhadap apa yang kita perbuat, serta bisa merasakan keadilan yang setimpal atas perjuangan serta pengorbanan kita, aminn.

Allah Maha Segalanya, rizki/kebahagiaan/kesengsaraan/kematian serahkan semuanya hanya pada Allah SWT disanalah kita akan mendapatkan Kedamain dan Ketentraman serta Kebahagiaan Hidup.

Rabu, Februari 04, 2009

Bicaralah Dengan Hati Nurani

Buat anda para elit politik serta penentu kebijakan di negeri ini, semoga masih ada hati dan nurani di negeri ini agar kami semua bisa percaya lagi, jangan sia-siakan kepercayaan kami, semoga saja bisa peduli akan keberadaan kami karna kepedulikanmu juga keperdulian kami, dihatimu, dilidahmu dan hasil buah aturan kebijakan/payung hukum yang kami harapkan agar kami mendapatkan ketenangan dalam berkarya untuk bisa bertahan hidup dan juga suasana yang kondusif bagi dunia kependidikan khususnya bagi para Tenaga Honorer PTT TU di Sekolah-sekolah Negeri di Seluruh Indonesia, serta demi tercapainya Pembangunan Pendidikan Nasional.
Semoga kami semua tidak apatis, apriori, pesimistis dan tak lagi peduli serta selagi kami masih mau bicara/mengadu, terhadap apa yang terjadi karena kebijakan dan perlakuan yang selama ini telah terjadi.

Bicaralah dengan hati dan nurani, dengarlah kami sebagai rakyat kecil bukankah suara rakyat adalah suara Tuhan yang harus didengar dan diperhatikan.
Walau otak cerdas, pendidikan tinggi, berdasi karena suratan nasib yang baik duduk di kursi empuk, semoga juga diimbangi dengan moralitas dan hati nurani sempurna sebagai manusia, agar kami percaya dan memperjuangkannya hingga kami bisa merasakan keadilan itu, semoga ini bukanlah mimpi.

Wahai saudara-saudaraku para Tenaga Honorer Sekolah PTT TU Sekolah Negeri seluruh Indonesia, mari bersatu bergandengan tangan satukan tekad teruslah berjuang agar kita bisa bertahan untuk hidup, demi masa depan kesejahteraan kita juga negeri ini, hingga kita dapat merasakan keadilan dan kesejahteraan itu. Tekad kita terus dan terus berjuang untuk mencari keadilan, baik itu dengan turun ke jalan, tulisan, lukisan, nyanyian, sikap perilaku dan lainnya. Dengan tak lupa kita adalah manusia yang memiliki moral dan etika dalam menyampaikan perjuangan, semoga keikhlasan yang selama ini kita kerjakan sebagai Tenaga Honorer PTT TU Sekolah akan membuahkan hasil yang setimpal dan di ridhoi oleh Allah SWT. aminn.

Tak kenal maka tak sayang oleh karana itu, anda harus mengenal dan mempelajari siapa Kami ini Para Honorer PTT TU Sekolah Negeri di Seluruh Indonesia. Tak adil rasanya anda beragumen tentang masalah dan permasalahann kami kalau tak pernah turun ke lapangan hanya melihat data dan tulisan, entah ditulis entah tidak atau entah dibaca entah dipelajari, dan akhirnya anda tak pedulikan keberadaan kami.

Mengapa?, sebab anda sendiri sebenarnya tak tahu dan tak memahami permasalah dan keberadaan hidup kami kami para Tenaga Honorer PTT TU Sekolah Negeri di Seluruh Indonesia. Tapi mengapa anda begitu memahami dan peduli terhadap Tenaga Honorer APBN/APBD GBS/TKK juga SEKDES, kami juga Tenaga Honorer yang bertugas di Instansi Pemerintahan di bidang Kependidikan di Sekolah-sekolah Negeri Seluruh Indonesia. Adilkah ini?.

Mohon maaf, tak cukupkah Pengorbanan dan Perjuangan selama ini, yang telah kami berikan bagi bangsa ini di kependidikan khususna tenaga kependidikan lainya sebagai TU (Tenaga Tata Usaha) tahunan belasan bahkan puluhan tahun kami bekerja sebagi subangsih dalam mengisi kemerdekaan di negeri ini.
Agar semua sekolah bisa berjalan lancar tentunya harus ada pembagian dari suatu sistem kependidikan diantaranya Tenaga Pengajar (Guru) dan tentunya harus diimbang dengan lancarnya Administarasi Kependidikan itulah tugas kami Tata Usaha (TU) dari tenaga kependidikan lainnya. Karna kami merupakan suatu bagian dari suatu sistem kependidikan di negeri ini, agar Pembangunan Pendidikan Nasional bisa berjalan efektif dan bersinergi Dengan Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional yang merumuskan Tiga Pilar Kebijakan Umum Pembangunan Pendidikan Nasional yaitu :
(1) Peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan
(2) Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan
(3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.

Semoga cita-cita para pejuang dan pendiri republik ini tak dikotori agar bisa menyaksikan kesejahterakan rakyatnya.
Semoga bangsa ini menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang, bangsa yang berpendidikan, beradab, bermoral, bermartabat dan berkeadilan sosial. Aminn.

Kemerdekaan

Segenap rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2007 ini turut serta merayakan dan mengikuti peringatan HUT RI ke 62, sebagai perwujudan nyata dalam mengisi kemerdekaan bagi bangsa ini. Di kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak Upacara Detik-detik peringatan Proklamasi 17 Agustus 1945 pada tahun 2007 ini berlangsung hikmat dan semarak, untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raga demi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cita-citakan bersama.

Tapi apakah bangsa ini telah benar-benar MERDEKA dalam arti yang sebenar-benarnya Merdeka?. Merdeka dari segala bentuk Penindasan, Kesengsaraan, Kemiskinan, Kebodohan, serta Kezholiman. Tapi mengapa sekarang Korupsi, Kolusi serta Nepotisme telah membudaya dan mengakar dalam hidup dan kehidupan bangsa ini.

Mari kita merenung bersama untuk kembali mengenang cita-cita para pejuang bangsa ini, yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Jangan kau hianati dan nodai hasil perjuangan mereka yang telah berkorban untuk bangsa ini, demi kemerdekaan yang seutuhnya milik segenap rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera, tapi bukan milik segelintir para elit politik, penguasa, kelompok, kerabat dan keluarga, serta terbebas dari segala bentuk dan wujud penjajahan.

Mari kita renungi mengapa segala musibah, cobaan, dan malapetak selalu datang silih berganti, menimpah bangsa ini. Rakyat kecil tak berdosa harus turut juga merasakan cobaan dan penderitaan ini.

Tuhan mungkin memberikan cobaan dan takdir ini, sebagai peringatan agar bangsa ini terbangun dari mimpi gelapnya untuk segera tersadar dan memperbaiki diri dari segala bentuk kezholiman yang terjadi di bumi tercinta ini. Aminn.

Perlakuan Diskriminatif Pemerintah

Pemerintah telah bersikap diskriminatif. Dengan pemberlakuan PP Nomor 48 Tahun 2005 jelas sebuah diskriminasi. Kami yang selama ini mengabdi menjadi Tenaga Administrasi Pegawai Tata Usaha di Sekolah Negeri ternyata tidak pernah dianggap keberadaanya. Buktinya pengabdian kami dibedakan dengan honorer guru GBS TKK APBN/APBD padahal sama-sama mengabdi di pendidikan dalam instansi pemerintah. Hanya dengan selembar kertas nasib kami dibedakan yaitu SK Honorer TKS dan Honorer TKK, seolah pengabdian kami tak memiliki nilai dan makna  apa-apa padahal kami turut memberi andil dalam mencerdaskan bangsa dan sama-sama memiliki beban moral demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Yang sangat kami sesalkan mengapa Depdiknas juga seolah menutup mata akan keberadaan kami lantas hasil kerja yang selama itu kami laksanakan sebagai bentuk pengabdian demi kemajuan pendidikan di Indonesia dianggap tak memiliki nilai dan tak berarti apa-apa, mengapa kami diperlakukan seperti itu, mengapa Pemerintah dan Depdiknas tak mau ikut peduli memperjuangkan nasib kami padahal segenap kemampuan dan waktu kami telah korbankan. 
Bukankah ini Departemen yang membidangi KEPENDIDIKAN dan BERPENDIDIKAN tunjukan itu, juga bentuk kepedulia serta perjuanganya pada kami, agar nasib kami pegawai Honorer Tata Usaha ada perbaikan, kejelasan dan kepastian.

Diskriminasi dan ketidak adilan

Hari ini Di Kabupaten Lebak Tenaga Honorer TKK yang dibiayai APBN/APBD bersuka cita karna mereka berhasil lulus sebagai CPNS sebab nama2 mereka telah masuk dalam Data Base BKN sebagai jaminan kepastian pengangkatan CPNS dan telah terjaring dan memenuhi syarat PP.48 Thn.2005, dengan masa kerja dan usia jauh lebih muda dari yang aku miliki. Ibarat Siluman sepertinya keberadaan ku sebagai tenaga honorer itu Ada Tapi Tak Nampak. Jangankan suatu kepastian, diakui sebagai Tenaga Honorer saja tidak, apalagi aku bisa terdaftar dalam data Base BKN, peningkatan kesejahteraan dan perbaikan nasib itu hanya mimpi mustahil terwujud. Tapi dibalik itu aku sadar mungkin itu sudah takdirku yang harus ku jalani.
Semoga aku diberi ketabahan dalam menjalani hidup dan kehidupan aminn.