Kamis, Januari 15, 2009

Roda Kehidupan Perjalanan Anak Bangsa

Tak terasa 15 Tahun sudah berlalu merenung, mengenang dan mengkaji kembali tentang pilihan langkah perjalanan hidup yang harus aku ambil, harapan dan cita-cita 15 tahun yang lalu untuk memilih dan melangkah dalam meniti karir sebagai Tenaga Honorer PTT TU Sekolah Negeri ternyata setelah 15 tahun lamanya baru terasa, ternyata telah salah melangkah dalam mengambil pilihan/keputusan, andai aku tahu 15 tahun yang lalu bahwa Pemerintah akan membuat PP “Peraturan Pemerintah yang akan mendiskriminasikan Tenaga Honorer Tata Usaha Sekolah Negeri khususnya dalam Pengangkatan CPNS dari Tenaga Honorer (PP.48/2005 dan PP.43/2007)” tetunya aku takan mengambil keputusan itu.

Ibarat nasi telah menjadi bubur. Sejalan perjalanan waktu akhirnya aku pasrah terhadap takdir dan perjalanan hidup di Republik ini, karna waktu takan bisa berputar kembali ke masa lalu dan tak ada pilihan agar bisa bertahan hidup pasrah untuk memerimanya. Apa yang berlalu biarlah berlalu kita harus optimis dalam menyosong hidup dan kehidupan yang akan datang untuk terus berusaha dan berjuang Tuhan Maha Segalanya, karna kelak semua orang di dunia ini akan mempertanggung jawabkan terhadap apa yang diperbuat selama hidupnya di Pengadilan Tuhan yaitu Keadilan yang sebenarnya, tidak di negeri ini.

Kini usiaku telah menginjak 39 tahun tertutup sudah semua lapangan pekerjaan cara dan jalan untuk memperbaiki nasib agar bisa hidup dengan layak, tak banyak pilihan mungkinkah ini takdir, bahkan untuk tes CPNS lewat jalur umum-pun tak bisa memenuhi syarat. Waktu terus berputar seiring perjalanan waktu, hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. "Semoga kelak entah kapan kami para Tenaga Honorer Non APBN/APBD (PTT) TU Sekolah Negeri di Seluruh Indonesia semoga bisa merasakan kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik seperti para Tenaga Honorer APBN/APBD juga Honorer Sekdes, agar kami bisa lebih termotivasi untuk berbuat lebih dan memberikan sumbangsih yang terbaik dalam mengisi kemerdekaan bagi Negara ini".

Biarlah waktu berlalu, keadilan yang sebenarnya hanya Keadilan Tuhan, tantangan dan rintangan dalam perjalanan hidup harus dilalui dan bukan untuk dihindari, terus berusaha agar terus bisa bertahan hidup.

Semoga Para Tenaga Honorer PTT Sekolah Negeri seluruh Indonesia lebih Tabah dan Sabar dalam menghadapi hidup dan kehidupan di Negeri ini, berserah diri dan hanya berharap ridho dari Allah SWT semoga ujian ini akan menjadikan buah manis dikemudian hari baik di dunia juga di akhirat. Aminn.

Kemerdekaan

Segenap rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2007 ini turut serta merayakan dan mengikuti peringatan HUT RI ke 62, sebagai perwujudan nyata dalam mengisi kemerdekaan bagi bangsa ini. Di kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak Upacara Detik-detik peringatan Proklamasi 17 Agustus 1945 pada tahun 2007 ini berlangsung hikmat dan semarak, untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raga demi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cita-citakan bersama.

Tapi apakah bangsa ini telah benar-benar MERDEKA dalam arti yang sebenar-benarnya Merdeka?. Merdeka dari segala bentuk Penindasan, Kesengsaraan, Kemiskinan, Kebodohan, serta Kezholiman. Tapi mengapa sekarang Korupsi, Kolusi serta Nepotisme telah membudaya dan mengakar dalam hidup dan kehidupan bangsa ini.

Mari kita merenung bersama untuk kembali mengenang cita-cita para pejuang bangsa ini, yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Jangan kau hianati dan nodai hasil perjuangan mereka yang telah berkorban untuk bangsa ini, demi kemerdekaan yang seutuhnya milik segenap rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera, tapi bukan milik segelintir para elit politik, penguasa, kelompok, kerabat dan keluarga, serta terbebas dari segala bentuk dan wujud penjajahan.

Mari kita renungi mengapa segala musibah, cobaan, dan malapetak selalu datang silih berganti, menimpah bangsa ini. Rakyat kecil tak berdosa harus turut juga merasakan cobaan dan penderitaan ini.

Tuhan mungkin memberikan cobaan dan takdir ini, sebagai peringatan agar bangsa ini terbangun dari mimpi gelapnya untuk segera tersadar dan memperbaiki diri dari segala bentuk kezholiman yang terjadi di bumi tercinta ini. Aminn.

Perlakuan Diskriminatif Pemerintah

Pemerintah telah bersikap diskriminatif. Dengan pemberlakuan PP Nomor 48 Tahun 2005 jelas sebuah diskriminasi. Kami yang selama ini mengabdi menjadi Tenaga Administrasi Pegawai Tata Usaha di Sekolah Negeri ternyata tidak pernah dianggap keberadaanya. Buktinya pengabdian kami dibedakan dengan honorer guru GBS TKK APBN/APBD padahal sama-sama mengabdi di pendidikan dalam instansi pemerintah. Hanya dengan selembar kertas nasib kami dibedakan yaitu SK Honorer TKS dan Honorer TKK, seolah pengabdian kami tak memiliki nilai dan makna  apa-apa padahal kami turut memberi andil dalam mencerdaskan bangsa dan sama-sama memiliki beban moral demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Yang sangat kami sesalkan mengapa Depdiknas juga seolah menutup mata akan keberadaan kami lantas hasil kerja yang selama itu kami laksanakan sebagai bentuk pengabdian demi kemajuan pendidikan di Indonesia dianggap tak memiliki nilai dan tak berarti apa-apa, mengapa kami diperlakukan seperti itu, mengapa Pemerintah dan Depdiknas tak mau ikut peduli memperjuangkan nasib kami padahal segenap kemampuan dan waktu kami telah korbankan. 
Bukankah ini Departemen yang membidangi KEPENDIDIKAN dan BERPENDIDIKAN tunjukan itu, juga bentuk kepedulia serta perjuanganya pada kami, agar nasib kami pegawai Honorer Tata Usaha ada perbaikan, kejelasan dan kepastian.

Diskriminasi dan ketidak adilan

Hari ini Di Kabupaten Lebak Tenaga Honorer TKK yang dibiayai APBN/APBD bersuka cita karna mereka berhasil lulus sebagai CPNS sebab nama2 mereka telah masuk dalam Data Base BKN sebagai jaminan kepastian pengangkatan CPNS dan telah terjaring dan memenuhi syarat PP.48 Thn.2005, dengan masa kerja dan usia jauh lebih muda dari yang aku miliki. Ibarat Siluman sepertinya keberadaan ku sebagai tenaga honorer itu Ada Tapi Tak Nampak. Jangankan suatu kepastian, diakui sebagai Tenaga Honorer saja tidak, apalagi aku bisa terdaftar dalam data Base BKN, peningkatan kesejahteraan dan perbaikan nasib itu hanya mimpi mustahil terwujud. Tapi dibalik itu aku sadar mungkin itu sudah takdirku yang harus ku jalani.
Semoga aku diberi ketabahan dalam menjalani hidup dan kehidupan aminn.