Masyarakat baru-baru ini tengah menyaksikan lakon berupa barang bukti pembicaraan yang tengah disajikan di MK (Mahkamah Konstitusi), terlepas dari benar tidaknya isi dari barang bukti berupa pemutaran rekaman pembicaraan terkait mafia keadilan di negeri ini.
Rakyat tertunduk, meradang, merinding, sedih dan mengelus dada dalam menyimak isi pembicaraan-pembicaraan terkait dengan integritas penegakan keadilan di bumi pertiwi.
Sebagai rakyat mempunyai hak untuk mengemukakan pendapatnya, semoga kedaulatan rakyat tidak pernah berpindah pada pengusaha dan penguasa di negeri ini semoga keadilan itu bukan percaloan dan perpanjangan dalam genggaman tangan para penguasa yang biasa dipentaskan babak demi babak dagelan yang begitu cantik tersusun rapih.
Apakah bumi pertiwi ini rela disinggahi percaloan dan mafia keadilan, ibarat penyakit sudah begitu akut dan tak mungkin pulih untuk disembuhkan. Semoga ini tak terjadi aminn.
Bumi pertiwi kini tengah dirundung pilu menyaksikan rasa kadilan para penghuninya, tak heran bumi pertiwi ini murka dan menunjukan amarahnya serta diwujudkanya dengan berbagai bencana dan malapetaka yang hampir terus terjadi tanpa henti di negeri ini. Kapankah bencana-bencana ini akan berakhir, mungkin jika rasa keadilan itu bisa terwujud dan dinikmati oleh seluruh rakyat di bumi pertiwi ini.
Kita bersama saksikan berbagai macam dukungan terhadap pemberantasan korupsi baik itu mahasiswa, masyarakat dan para facebookers terhadap rasa keadilan khususnya KPK menggambarkan ketidak percayaan masyarakat terhadap integritas penegakan kepastian hukum dan keadilan di negeri ini.
Sebagai bagian dari perjuangan dalam mencari keadilan kami Tenaga Honorer PTT TU (Tata Usaha) Sekolah Negeri di seluruh Indonesia terus dan akan terus berjuang untuk mendapatkan rasa keadilan itu. Tapi mungkinkah kami bisa meraih rasa keadilan itu …?, kami hanya bisa mengelus dada bahwa semua itu teramat jauh dan mustahil kami dapatkan walau dalam mimpi.
Bagaimana kami bisa mendapatkan keadilan itu di negeri ini jika para penegak dan kebijakan keadilan ini sudah merupakan bagian dari suatu sitem yang hanya berfihak pada penguasa kebijakan di negeri ini.
Rasa keadilan di negeri ini hanya bisa dinikmati oleh para penguasa dan pemegang kebijakan dan mustahil serta tak mungkin kami para Tenaga Honorer PTT TU sekoah negeri seluruh
Kami Tenaga Honorer PTT TU Sekolah Negeri sudah lelah dan jenuh dalam mencari dan memperjuangkan serta mendapatkan rasa keadilan itu.
Keadilan di negeri ini teramat jauh bagi kami walaupun dalam khayalan dan mimpi.